Kamis, 27 Februari 2014

Audio Kompressor

http://woggmusic.com/WP/wordpress-content/uploads/2009/12/sonituscomp.JPG
Compressor (software)
Compressor / Limiter merupakan perangkat yang berhubungan dengan Gain base (dalam dB). Perangkat ini digunakan untuk menstabilkan dinamika sinyal dari suatu instrumen (Dinamic Range Compression)

Contoh sederhana :
Dalam menyanyikan sebuah lagu, dinamika suara vokal antara intro dengan reff pasti berbeda. Disinilah kegunaan dari kompressor/limitter, alat ini akan meratakan kekuatan sinyal  (dalam dB) yang di terima dengan menaikkan sinyal yang lemah dan memangkas sinyal yang lebih (over).


Berikut adalah bagian-bagian panel kontrol  dari compressor :
  1. Attack
    Untuk memberikan dorongan (Attack) pada sinyal yang masuk. Satuan yang digunakan adalah ms, cara kerjanya menguatkan sinyal berdasarkan panjang (dalam waktu) yang di atur kepada sinyal yang masuk. Contoh : Saat pemain drum memukul snare nya, panjangnya sinyal 
    pukulan snare adalah  sekitar 400ms(0,4 detik), namun kita hanya membutuhkan sekitar 50 ms pertama yang akan di angkat atau diberikan power, sehingga kita setting attack pada 50 ms.(kurang lebih ya seperti itu...). 
    Fungsi utama attack adalah mengangkat sinyal yang lemah agar nantinya dapat di ratakan dengan sinyal yang lebih kuat.
  2. Release
    kegunaan release adalah memberikan batas pelepasan sinyal yang telah di beri attack (menggunakan satuan ms atau second) . Ketikasinyal sudah mendapatkan power dari setting attack tadi, maka sinyal yang awalnya kuat akan mendapatkan power yang lebih. Disinilah fungsi dari release, yaitu membatasi keluarnya power tersebut. Namun harap berhati-hati dalam setting release, apabila ketika kita mengatur release dengan kecepatan pelepasan terlalu cepat, maka sinyal / suara yang keluar akan terasa seperti ter-pumping (pompa) karna power sinyal terlalu cepat dilepaskan yang mana seharusnya masih terkompresi/dibatasiatau kita mensetting release lambat (terlalu lama) maka sinyal yang seharusnya sudah dilepaskan malah akan terkompres lagi. Jadi haruslah sangat teliti dalam penyesuaan timming attack dan release.
  3. Threshold
    Threshold digunakan untuk mengatur tingkat Compressor dalam mengkompres sinyal amplitudo (gelombang suara) yang melebihi batas (panel level compressor utama). Pengaturan threshold di tempatkan pada level yang kita butuhkan/menyesuaikan kekuatan sinyal (dB). Ketika threshold kita atur pada posisi -10 dB, compressor hanya akan berkerja apabila signal yang diterima berada pada -10 dB atau lebih, tetapi jika sinyal berada dibawah -10 dB, compressor tidak akan bekerja.
  4. Ratio
    Kegunaan rasio (ratio) adalah mengatur keluarnya sinyal melalui perbandingan antara sinyal input dengan sinyal output. Rasio limiting dimulai dari 1:1 sampai tak terhingga. angka pertama pada rasio adalah sinyal input (menyesuaikan dengan jarak antara sinyal dan threshold) dan yang kedua adalah level output (selalu 1, karena sinyal output akan selalu dikeluarkan 1 dB di atas pengaturan threshold)Contoh : sinyal input yang diterima adalah -4 dB, dan threshold kita atur pada -10 dB, maka kita setting ratio pada 6:1 dan sinyal yang keluar akan menjadi -9 dB. karna jarak antara input level dan threshold adalah 6 dB, maka kita atur ratio nya pada 6:1.
  5. Knee
    adalah bentuk ketajaman antara ratio dan threshold. Dinamakan Knee (lutut) karna bentuknya yang dapat lurus lembut (Soft Knee) dan mematah (Hard Knee) seperti halnya lutut. Knee digunakan untuk menentukan rasa dari kompres, apakah dia mengkompres dengan lembut atau dengan tajam.
  6. Gain
    Gain digunakan untuk memperbesar atau memperkeci level hasil output dari kompres layaknya volume.
  7. GR (Gain Reduction) / Attenuation
    Yaitu sebagai pemantau (visual) dari sinyal yang terkompres. Di dalam GR tertera berapa dB-kah sinyal yang terkompres, dari situ kita dapat melihat setting threshold, ratio dan knee yang kita sesuaikan.NSR








Source :



Sample Rate dan Bit Bepth

http://www.nugenaudio.com/Images/sample_rate_loss.jpg
sample rate preview
Apa itu Sample Rate???
Sample rate adalah banyaknya jumlah sample(bentuk Frekuensi) yang di ambil dalam satuan waktu (detik) dari signal yang diterima dalam bentuk terus-menerus (Continuous Signalmenjadi signal yang terpisah (Discrete Signal)., atau dalam bahasa sederhana adalah batas frekuensi yang dapat dikirim perdetiknya.

Tingkat sampling yang umum digunakan pada Audio Digital adalah 44,1 kHz, 48 kHz, 88,2 kHz, 96 kHz, dan 192 kHz. Untuk standar Audio CD, menggunakan tingkatan Sampling 44,1 kHz (44100 Hz). Alasan kenapa Audio CD menggunakan sampling rate 44,1 kHz karena batas kemampuan telinga manusia  untuk menangkap frekuensi suara adalah dari 20 Hz sampai 20 kHz, sehingga sample rate yang paling cocok/Efisien untuk digunakan adalah 44,1 kHz (Nyquist-Shannon Sampling Theory).


Apa itu Bit Depth??? 

http://streaming.wisconsin.edu/images/audio_editing_SF_images/sf00sbit.gif
bit depth preview
     Sebelum membahas Bit Depth, kita harus tahu dahulu apa itu bit dan bit rate.

  • Bit adalah satuan data yang di dasari oleh penghitungan bilangan Biner. 
  • Bilangan Biner adalah bilangan yang digunakan untuk proses data di peralatan eletronik, atau dalam bahasa sederhananya disebut bahasa mesin.
  • Bit Rate  adalah kecepatan transfer data yang terkompresi di dalam audio data pada setiap detiknya. 
  • bit depth adalah besarnya data yang terdapat di setiap detiknya.
bit depth adalah ukuran data digital yang anda terima/proses dari proses konversi dari analog ke digital pada audio converter anda. [untuk Konversi Audio bisa buka posting sebelum nya "Audio Converter".] 

Di dalam metode PCM sampling (Pulse-Code Modulation yaitu metode yang digunakan untuk mewakili sample sinyal analog ke dalam sample digital) , bit depth akan mempengaruhi signal-to-noise ratio (S / N, yaitu ratio dari besarnya signal dengan besarnya noise). Ukuran bit depth tidak akan membatasi frequency range yang sudah di atur melalui Sample rate.
Semakin ditingkatkan bit depth, kesalahan kuantisasi (gelombang sinyal audio) akan berkurang dan S/N akan meningkat, begitu pula sebaliknya. Hubungan antara bit depth dengan S / N yaitu, setiap bit depth meningkat 1-bit maka S / N akan meningkat 6 dB.
Secara teoritis, 24-bit ukuran audio digital memiliki S / N maksimum 144 dB, dan 16-bit ukuran audio digital memiliki S / N maksimum 96dB. Namun dalam dunia nyata, 24-bit ukuran audio digital S / N yang batasi menjadi 124 dB (21-bit).
bit depth digunakan untuk menentukan Dinamic Range (yaitu signal tertinggi dan signal terendah yang mampu di rekam atau pun diolah). Untuk 16-bit, signal tertinggi yang dapat di capai adalah 96dB, dan terendah hingga -90dB.dan dan dynamic range untuk 24-bit secara teoritis mulai dari -120 dB hingga 144 dB.
Untuk standar Audio CD, bit depth yang ddigunakan adalah 16-bit, diukur dari efisiensi dynamic range (didasari batas kemampuan telinga manusia mendengarkan minimal 0 dB SPL dan paling maksimal 135 dB SPL mampu mendengar beserta rasa sakit di telinga). untuk 24-bit, 144 dB merupakan ukuran yang terlalu kuat, dan dapat memungkinkan telinga manusia terluka dan pada -120 dB sudah jauh sekali dari batas minimum pendengaran manusia. Namun 24-bit sangat cocok apa bila ampli yang digunakan mampu di gunakan hingga 124 dB (pembulatan dari 144 dB).



Sumber :

Membangun Home Recording

Anda musisi yang ingin memiliki studio rekaman sendiri? atau bukan musisi yang memang memiliki minat untuk membangu studio rekaman??

Semua itu tidaklah masalah, baik anda musisi atau bukan musisi. Namun permasalahan utama adalah "apakah dana anda cukup untuk membangun sebuah  studio rekaman???".
Untuk anda yang memiliki budget yang minim, kami akan memberikan tips untuk membangun studio rekaman anda sendiri.


Studio Rekaman dirumah atau sering disebut "Home Studio Recording" merupakan terobosan bagi anda yang ingin memiliki produksi sendiri dirumah dengan bugdet yang minim. Dalam segi alat, tentu saja home studio recording tidak membutuhkan peralatan/equipment yang banyak layaknya sebuah studio rekaman yang besar. 


Peralatan/equipment yang harus anda miliki untuk membangun home studio recording antara lain :
  • Memiliki ruangan yang sesuai. Untuk menempatkan perlengkapan hardware anda nantinya.
  • Sebuah Komputer PC/Laptop. perekaman Digital audio membutuh PC/Laptop untuk menyimpan dan mengolah data audio anda.
  • Alat musik. Apa yang ingin anda rekam, ya itulah yang harus anda miliki.
  • Audio Converter. Audio Converter adalah alat yang merubah signal analog audio audio menjadi digital yang nantinya akan diolah di dalam PC/Laptop anda. 
  • Software rekaman.Software rekaman adalah perlengkapan lunak yang digunakan untuk mengolah audio digital anda. banyak produk software rekaman yang dapat anda gunakan, seperti Nuendo(produk Steinberg), fruityloop/FL Studio (product Image-Line), Sonar (Produk Cakewalk), Protools (produk AVID), Dll.
  • Monitor Speaker. ini adalah monitor anda untuk mendengarkan audio yang anda rekam atau anda olah. Bagi para audio engginer, speaker yang sesuai untuk menjadi sebuah monitor adalah speaker flat. Tapi anda harus mengecek dulu, apakah dana di kantong anda cukup untuk membeli speaker flat (karna memang harganya lumayan menguras dompet, hehe..).
  • Aksesoris audio. seperti kabel, jack, standmic, dkk. Hal ini jangan sampai di lupakan, karna baik buruk nya sebuah input atau output di pengaruhi oleh hal-hal sekecil ini.
Untuk home studio recording, peralatan tersebut sudah sangat cukup untuk proses produksi. Namun, ada faktor yang lebih penting dari pada kesemua list tersebut, yaitu telinga anda. Semua peralatan tersebut (yang harga nya cukup lumayan tentunya) tidak lah berguna tanpa adanya telinga, dan telingalah yang memberikan penilaian hasil audio.